Kumpulan Citra Satelit Bencana Lumpur Sidoarjo
Banjir lumpur panas Sidoarjo, juga dikenal dengan sebutan Lumpur Lapindo atau Lumpur Sidoarjo (Lusi), adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc. di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia, sejak tanggal 29 Mei 2006. Semburan lumpur panas selama beberapa bulan ini menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta memengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Kini, bencana tersebut sudah terjadi selama kurang lebih 7 tahun. Bagaimana perkembangan lumpur Sidoarjo dari waktu ke waktu? Berikut adalah gambar kumpulan citra satelit bencana lumpur Sidoarjo menggunakan satelit IKONOS dan GeoEye-1 dari tahun ke tahun.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli lumpur keluar disebabkan karena adanya patahan, banyak tempat di sekitar Jawa Timur sampai ke Madura seperti Gunung Anyar di Madura, “gunung” lumpur juga ada di Jawa Tengah (Bleduk Kuwu). Fenomena ini sudah terjadi puluhan, bahkan ratusan tahun yang lalu. Jumlah lumpur di Sidoarjo yang keluar dari perut bumi sekitar 100.000 meter kubik perhari, yang tidak mungkin keluar dari lubang hasil “pemboran” selebar 30 cm. Dan akibat pendapat awal dari WALHI maupun Meneg Lingkungan Hidup yang mengatakan lumpur di Sidoarjo ini berbahaya, menyebabkan dibuat tanggul di atas tanah milik masyarakat, yang karena volumenya besar sehingga tidak mungkin menampung seluruh luapan lumpur dan akhirnya menjadikan lahan yang terkena dampak menjadi semakin luas.
Bagaimana hubungan Citra Satelit dengan Bencana?
Citra satelit berperan penting dalam manajemen bencana, seperti menentukan area dampak bencana, langkah-langkah evakuasi, pencegahan bencana, atauapun rencana tata ruang pasca bencana.
semoga cepat selesai bencananya kasian warga yang rumahnya hilang